Sabtu, 05 Mei 2012

JALAN PULANG YANG TAK KUKENALI

 sore ini kembali langit menangisiku
 sesekali coba menghardikkudengan kilatan petirnya
 entah untuk berapa lama lagi derainya meredah
 tuk kubergegas menghempaskan dingin yang sudah merasuk
        tangan mulai bergetar lantas saja merambat kejiwa
        memaksaku meringkuk mendekap lutut
        selembar daun talas tak cukup mempuni menangkis hujan
        kemana lagi aku bernaung tak satupun pohon rindang kujumpai
 kilatan petir terus saja menjulurkan lidahnya
 seolah meraba bumi mencari tempatku sembunyi
 ah...belum puaskah dia menyiksaku 
 apalagi inginya yang belum kuterka
       namun akhirnya hujan pun menyerah dengan sendirinya
       suara petir pun telah mulai ciut sampai kebisuan membungkamnya
       namun rasa lega itu hanya singgah sekejap
       ini giliran pekat malam yang akan membutakanku
jalan pulang tak kukenal lagi
luapan sungai telah ciptakan lautan keruh disekelilingku
ternyata kepergian hujan mewariskan banjir
haruskah aku berbaur dengan arus
biar sekalian mengantar pulang pada jalan kematian
       
       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar